Puisi: Hari Sebelum Mati-Arnolda Elan
Hari Sebelum Mati
Jejak air mata yang sudah mengering
Napas yang sangat memburu
Urat nadi melemah dan memohon
Kulit yang tak berminyak
Kering nan memilukan
Dan aku yang sungguh sangat menyedihkan
Tubuh keringat dingin
Mata cekung lingkaran hitam membingkai
Bibir yang kaku dan lidah yang keluh
Suara tangisan pecah
Suara kecil kudengar
Bisikan kecil itu menitip pesan
Melambungkan doa
Merapal rindu
Kelak kita bertemu
Kulihat dirinya yang lain
Tersenyum penuh makna
Kabut tebal di belakang tubuhnya
Aku tahu itu
Cara penjemputanya biasa-biasa saja
Ketahuilah aku ingin lebih lama
Lebih lama lagi menggila
Fantasi semuku belum berakhir
Fajar belum juga terjaga
Dirinya yang lain menyuguhkan dingin
Jam tiga dini hari
Gelap dan tangisan pilu
Masih melambung tinggi
Dengan nada yang tak beraturan
Tapi aku tahu itu sangat menyedihkan
Sungguh sangat menyedihkan
Dia yang lain mendekat
Meraba tubuhku yang kedinginan
Membasuh dan membelah dadaku
Merogoh isi dadaku
Mencari apa Ku tak tahu
Dan pagi menjamu tenangnya
Aku benar-benar pergi
Kota itu tetap terasa dingin
Seperti tak ada apa-apanya
Setelah aku pergi
Ditulis oleh Arnolda Elan