Puisi: Hangat di Bawah Langit Desember

Hangat di Bawah Langit Desember



Di balik jendela, hujan menari,
butirannya melukis simfoni di kaca.
Hangat kopi mengepul, mengelus pagi,
seperti pelukan ibu di masa kanak-kanak kita.


Langit abu, angin membisikkan rindu,
aroma pinus membaur dengan tanah basah.
Natal mengetuk, hadir tanpa tergesa,
menyulam damai di dinginnya hari.


Lilin-lilin bernyanyi di sudut meja,
cahayanya bergoyang seperti harapan.
Adakah yang lebih hangat dari cerita lama,
diulang pada wajah-wajah yang tak pernah asing?


Di luar, malam merangkak sunyi,
namun hatiku penuh suara.
Ketukan hujan adalah irama kasih,
mengiringi doa yang lirih di bawah pohon Natal.


Kita, di sini, dalam dekapan Desember,
membagi tawa dan serpihan mimpi.
Hujan hanya latar, dingin hanya selimut,
sebab hangat itu kita—kita yang bersama.


Pada akhirnya, waktu merajut akhir,
membalut tahun yang hampir usai.
Hujan boleh menderas, Natal tetap menyapa,
membawa cinta dalam dinginnya udara.

Next Post Previous Post

mungkin anda suka

sr7themes.eu.org