Cerpen: Cinta Sejati - Safry Dosom
Sumber gambar: Domentasi pribadi |
Kau telah mengunjungi semua kota di negeri ini. Namun, semua pertanyaan yang kau tulis pada hari itu sama sekali belum pernah menemukan jawaban. Kau sering kali menyerah, sedih, pasrah, dan kecewa. Kadang kau menangis jika pikiran dan harapanmu tidak pernah menjadi kenyataan. Kau selalu mencari dan terus mencari semua jawaban atas pertanyaan itu.
“Seperti apakah cinta sejati itu? Manusia harus membelinya dengan apa?” Begitulah kira-kira pertanyaan yang muncul pada hari itu.
Hari itu memang sangat gelap bagimu. Kau mengutuk pasanganmu agar tidak mendapatkan seorang lelaki lain di hari-hari selanjutnya. Kau menyadari selama belasan tahun kau telah menyiapkan segalanya. Uang, mobil, rumah mewah dan segala fasilitas lainya telah kau berikan kepada pasanganmu. Kau percaya semuanya itu akan bisa mempertahankan janji yang telah diucapkan di hadapan Tuhan dan semua orang.
***
Pada suatu hari, saat kau merasa lelah berjalan dari toko ke toko mencari cinta sejati untuk dibeli, kau akhirnya berhenti di sebuah halte yang cukup kecil di pinggir jalan. Kau melepaskan segala rasa lelah dan rasa kecewa di tempat itu. Di halte itu, kau sempat berpikir untuk tidak melanjutkan lagi perjalanan mencari cinta sejati. Kau sadar bahwa cinta sejati itu tidak dijual di negri ini.
Setelah beberapa jam beristirahat, kau memutuskan untuk membaca koran yang berserakan di tempat itu. Pada halaman pertama kau menemukan berita tentang seorang artis papan atas yang baru-baru ini memutuskan untuk pisah ranjang dengan istrinya. Kau serentak kaget membaca berita itu. Selama ini kau sangat yakin bahwa artis itu tidak akan pernah memutuskan untuk berpisah dengan istrinya seperti para artis lainya di tanah air ini. Apa yang masih kurang dalam rumah tangga artis ini, rumah, uang, mobil mewa semuanya mereka miliki, pikirmu saat itu.
Pada halaman kedua, kau membaca berita tentang seorang politisi yang umurnya sudah agak tua dan baru saja menikah dengan seorang perempuan muda yang jarak umurnya sekitar lima belas tahun. Dalam berita itu tertulis bahwa, setelah beberapa hari politisi itu bercerai dengan istrinya yang kedua, akhirnya dua hari kemudian ia menikah lagi dengan seorang perempuan muda yang jauh berbeda dengan umurnya.
Kau serentak diam dan tidak lanjut membaca berita itu. Apakah cinta sejati seperti itu, semuanya tentang jabatan? Kau menyadari bahwa selama ini pertanyaan-pertanyaan itu telah kau jawab, namun tak ada hasil untuk mendapatkan cinta sejati itu. Kau hanya menemukan bahwa Jabatan bukanlah segalanya. Lihat saja politisi itu, ia telah menikahi istrinya yang ketiga.
Memasuki halaman ketiga, dengan hati-hati kau membukanya. Kau yakin tidak menemukan berita tentang perceraian lagi dan berita tentang pernikahan yang terus berulang kali. Membuka halaman ketiga seperti sedang mencabut undi bagimu. Hati-hati. Fokus agar kau menemukan apa yang kau harapkan. Tanganmu bergetar. Dalam hatimu terus berdoa agar kau menemukan sebuah pengumuman bahwa di kota ini ada sebuah toko yang menjual cinta sejati. Berapapun harganya akan secepatnya dibeli. Setelah mendapatkanya, kau akan memberikan kepada seorang perempuan yang siap menjadi pasanganmu.
Kau serentak kaget membaca judul berita di halaman ketiga itu, disitu tertulis “Cinta: bukan tentang uang, rumah dan jabatan.” Kau menyadari bahwa uang, rumah dan mobil mewah sudah kau miliki. Cinta sejati itu harus dibeli dengan apa? Bukankah uang membuat manusia bahagia? Bukankah jabatan membuat nama setiap orang terus mengangkasa?
Judul berita itu membuat kau marah. Kau berpikir apa yang telah kau miliki saat ini bukanlah satu-satunya untuk mendapatkan cinta sejati. Pada paragraf pertama dalam berita itu tertulis bahwa semuanya itu berada diposisi yang kedua. Segala yang kau miliki itu hanyalah unsur pelengkap untuk mendapatkan cinta sejati.
Kau membaca toko Maria yang disorot dalam berita itu. Menurut apa yang dituliskan oleh wartawan, Maria adalah seorang perempuan yang kuat. Sejak ia menikah dengan Yosep hidupnya jauh berbeda seperti yang dipikirkannya. Maria meninggalkan segala kemewahan dan kekayaan milik orang tuanya dan memilih hidup dengan Yosep. Setelah kelahiran anak ketiga, Yosep tiba-tiba menderita kanker. Sejak saat itu dalam tubuh Maria terdapat dua jiwa. Ia serentak menjadi ayah dan sekaligus menjadi ibu untuk ketiga anaknya.
Maria menerima semuanya itu dan tidak memutuskan untuk meninggalkan Yosep. Orang tua Maria seringkali memaksanya untuk menikah lagi. Namun, Maria sama sekali menolak tawaran itu. Bagi Maria menikah itu bukan hanya tentang ia dan sumaniaya, tetapi menikah itu tentang anak-anak yang diberikan Tuhan.
Setelah membaca berita itu, akhirnya kau memutuskan untuk mendatangi tempat tinggal Maria. Kau membawa uang yang banyak untuk membelikan cinta sejati itu. Kau yakin Maria pasti akan menerima tawaran untuk membeli cinta sejati itu dengan harga yang sangat mahal.
***
“Aku sudah lama membaca semua kisah perjalananmu di negeri ini” kata Maria saat kau melangkah untuk memasuki rumah itu.
Kau hanya diam.
“Cinta sejati itu tidak akan kau temukan dan tidak terjual dimana-mana!”
Kau semakin bingung. Semua rencana yang telah kau siap sama sekali hilang dalam pikiranmu.
“Cinta sejati itu sudah ada dalam hatimu.”
“Aku telah mencarinya di setiap toko di negeri ini, namun aku tidak temukan sama sekali.”
“Cinta sejati itu bukan tentang seberapa banyak harta yang kau miliki!”
“Lalu?”
Maria diam dan mengalihkan pandanganya keluar rumah.
“Lalu dengan apa aku harus membeli cinta sejati itu?” Kau coba menemukan jawaban atas teka-teki itu.
Maria hanya tersenyum.
“Jadilah seperti anak kecil!” katanya beberapa saat kemudian.
“Supaya aku menjadi orang yang polos dan tidak bisa berpikir?” kau menjawabnya dengan suara yang sedikit kesal.
“Ha-ha-ha. Justru pikiran itulah yang membuatmu jadi bodoh!”
“Ha!”
“Kamu harus polos dan tidak egois!”
Kau hanya diam. Dalam hatimu terus mengutuki perempuan tua itu.
“Jika kau egois, cinta sejati yang kau miliki akan sendirinya mati!”
“Aku telah memberikan semuanya kepada pasangan, uang, rumah, mobil mewah dan segalanya.”
“Cinta sejati itu ada jika kau berusaha untuk menjadi manusia yang selalu tanggung jawab, perhatian, setia dan tidak egois. Jadilah seperti anak kecil yang selalu percaya dengan orang lain”
Kau akhirnya diam. Apa yang diucapkan Maria menyadarkanmu atas semua sikap yang telah kau lakukan selama ini. Setelah itu Kau akhirnya pulang dan ingin memulai membangun hal yang baru. Tanpa kau sadari, rambutmu telah memutih, tubuhmu kian renta dan kaku. Selama ini kau hanya berpetualang untuk mencari cinta sejati.
Maumere, 2024.
Tentang Penulis
Safry Dosom berasal dari Manggarai. Penulis sangat senang membaca dan menulis cerpen. Beberapa cerpennya telah dimuat di Kompas.id, Koran Tempo, Republika.id, dan beberapa media lokal lainnya.